Terapi Kelompok
1. Pengertian
terapi kelompok
Terapi kelompok
merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama
dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapist atau petugas
kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah
Sakit Jiwa di Indonesia dalam Sitohang, 2011).
Terapi kelompok
adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan
stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep dalam Sitohang,
2011).
2. Cara
melakukan terapi kelompok
Terapi kelompok dapat
berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya
dilakukan seminggu sekali. Biasanya terdiri atas 5-12 anggota (bergantung pada
tipenya). Terapis dari banyak disiplin ilmu dapat melakukan terapi kelompok,
banyak terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis.
3. Manfaat
terapi kelompok
a. Instilling hope (membangkitkan
harapan)
1)
Membangkitkan dan memelihara harapan akan
mendorong klien untuk tetap bertahan dan mau berusaha dalam
mengikuti proses terapi.
2)
Bertemu dengan anggota lain yang telah mengalami
peningkatan atau mampu
mengatasi masalah dengan efektif akan
membangkitkan harapan.
3)
Terapis harus selalu
menginformasikan peningkatan yang
telah dicapai (individu
dan kelompoknya) dan harus yakin atau optimis terhadap
anggota atau kelompoknya.
b.
Universality
Anggota
merasa bahwa setiap orang
juga mengalami masalah dan muncul perasaan bahwa
mereka memiliki masalah atau kondisi yang sama, mereka tidak sendiri atau diterima anggota lain.
c. Imparting information (memberi informasi)
1)
Saat terapis memberikan
informasi, saat terapis dan
anggota mendiskusikan pengalaman mereka, adanya nasehat, saran dan bimbingan dari terpis
maupun anggota lainnya.
2)
Tiap klien belajar atau memperoleh informasi
tentang permasalahannya, fungsi psikis, gambaran simptom, dinamika kelompok dan
interpersonal proses psikoterapi.
d.
Altruisme
1)
Adanya proses belajar
untuk saling menerima dan
terutama saling memberi atau membantu, saling memberikan
dukungan, meyakinkan, memberi saran, sharing tentang masalah yg sama atau memberikan umpan balik.
2)
Hal ini sangat membantu karena setiap orang
sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan.
e.
Corrective recapitulation of the primary family
a) Kelompok
secara umum mirip keluarga dalam banyak aspek,
tim terdiri dari dua
terapis (laki-laki dan
perempuan)
b) Dalam
kelompok sangat mungkin bagi setiap anggota untuk
melalukan pengulangan perilaku.
c) Diketahui
konflik-konflik keluarga yang diulang, anggota juga
diberikan koreksi.
4. Kasus-kasus
yang diselesaikan dalam terapi kelompok
Pada terapi keluarga kasus yang
diselesaikanantara lain, skizofrenia,
alkoholisme, tetapi ada juga yang campuran.
5. Cari
dan rangkum satu contoh yang menggambarkan terapi kelompok
Perempuan paruh baya mengalami banyak
perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga
diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian quasi
experimental dengan pendekatan prepost test with control group ini
ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT)
terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang.
Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok
kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas
secara bermakna (p= 0,000, α= 0,05) pada kelompok intervensi dan peningkatan
secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p= 0,410, α= 0,05) sebelum dan
sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk
dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.
Sumber :
Hapsah., Hamid, A., & Susanti,
H. (2011). Peningkatan Generatvitas Melalui Terapi Kelompok
pada Perempuan
Paruh Baya. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas
Indonesia.
Indryawati, Rini. S.Psi,. Msi. (2005). Psikoterapi
Terapi Kelompok. Diakses pada tahun 2005
Sitohang, L. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok
Stimulasi Persepsi Terhadap
Kemampuan Mengontrol.
Medan: USU: Tidak diterbitkan.
Tomb, David. A.
(2000). Psikiatri edisi ke-6. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.