Minggu, 10 Mei 2015

Psikoterapi



Terapi Kelompok 
 

1.      Pengertian terapi kelompok
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih (Pedoman Rehabilitasi Pasien Mental Rumah Sakit Jiwa di Indonesia dalam Sitohang, 2011).
Terapi kelompok adalah terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulasi bagi pasien dengan gangguan interpersonal (Yosep dalam Sitohang, 2011).
2.      Cara melakukan terapi kelompok
Terapi kelompok dapat berlangsung beberapa minggu, beberapa bulan atau beberapa tahun, dan biasanya dilakukan seminggu sekali. Biasanya terdiri atas 5-12 anggota (bergantung pada tipenya). Terapis dari banyak disiplin ilmu dapat melakukan terapi kelompok, banyak terapi kelompok dilakukan dengan menyertakan ko-terapis.
3.      Manfaat terapi kelompok
a.       Instilling hope (membangkitkan harapan)
1)      Membangkitkan dan memelihara harapan akan mendorong klien untuk tetap bertahan dan mau berusaha dalam mengikuti proses terapi.
2)      Bertemu dengan anggota lain yang telah mengalami peningkatan atau mampu mengatasi masalah dengan efektif akan membangkitkan harapan.
3)      Terapis harus selalu menginformasikan peningkatan yang telah dicapai (individu dan kelompoknya) dan harus yakin atau optimis terhadap anggota atau kelompoknya.
b.      Universality
Anggota merasa bahwa setiap orang juga mengalami masalah dan muncul perasaan bahwa mereka memiliki masalah atau kondisi yang sama, mereka tidak sendiri atau diterima anggota lain.
c.       Imparting information (memberi informasi)
1)      Saat terapis memberikan informasi, saat terapis dan anggota mendiskusikan pengalaman mereka, adanya nasehat, saran dan bimbingan dari terpis maupun anggota lainnya.
2)      Tiap klien belajar atau memperoleh informasi tentang permasalahannya, fungsi psikis, gambaran simptom, dinamika kelompok dan interpersonal proses psikoterapi.
d.      Altruisme
1)      Adanya proses belajar untuk saling menerima dan terutama saling memberi atau membantu, saling memberikan dukungan, meyakinkan, memberi saran, sharing tentang masalah yg sama atau memberikan umpan balik.
2)      Hal ini sangat membantu karena setiap orang sebenarnya butuh untuk merasa dibutuhkan.
e.       Corrective recapitulation of the primary family
a)      Kelompok secara umum mirip keluarga dalam banyak aspek, tim terdiri dari dua terapis (laki-laki dan perempuan)
b)      Dalam kelompok sangat mungkin bagi setiap anggota untuk melalukan pengulangan perilaku.
c)      Diketahui konflik-konflik keluarga yang diulang, anggota juga diberikan koreksi.
4.      Kasus-kasus yang diselesaikan dalam terapi kelompok
Pada terapi keluarga kasus yang diselesaikanantara lain, skizofrenia, alkoholisme, tetapi ada juga yang campuran.
5.      Cari dan rangkum satu contoh yang menggambarkan terapi kelompok
Perempuan paruh baya mengalami banyak perubahan psikososial yang dapat mempengaruhi perkembangannya sehingga diperlukan upaya promotif untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Penelitian quasi experimental dengan pendekatan prepost test with control group ini ditujukan untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kelompok terapeutik (TKT) terhadap perkembangan generativitas perempuan paruh baya di Kabupaten Pinrang. Hasil penelitian terhadap 34 orang kelompok intervensi dan 36 orang kelompok kontrol (melalui purposive sampling) menunjukkan peningkatan generativitas secara bermakna (p= 0,000, α= 0,05) pada kelompok intervensi dan peningkatan secara tidak bermakna pada kelompok kontrol (p= 0,410, α= 0,05) sebelum dan sesudah dilakukan TKT. Terapi kelompok terapeutik ini direkomendasikan untuk dikembangkan sebagai bentuk pelayanan kesehatan jiwa bagi perempuan paruh baya.

Sumber :
Hapsah., Hamid, A., & Susanti, H. (2011). Peningkatan Generatvitas Melalui Terapi Kelompok
pada Perempuan Paruh Baya. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.
Indryawati, Rini. S.Psi,. Msi. (2005). Psikoterapi Terapi Kelompok. Diakses pada tahun 2005
Sitohang, L. (2011). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi Terhadap
Kemampuan Mengontrol. Medan: USU: Tidak diterbitkan.
Tomb, David. A. (2000). Psikiatri edisi ke-6. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.