Pekerjaan
dan Waktu Luang
Psikologi dalam pengertian umum
adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah-laku manusia. Bagi orang awam
seringkali Psikologi disebut dengan ilmu jiwa karena berhubungan dengan hal-hal
psikologis/kejiwaan. Sama seperti ilmu-ilmu yang lain, maka Psikologi memiliki
beberapa sub bidang seperti Psikologi Pendidikan, Psikologi Klinis, Psikologi
Sosial, Psikologi.
Perkembangan, Psikologi Lintas
Budaya, Psikologi Industri & Organisasi, Psikologi Lingkungan, Psikologi
Olahraga, dan Psikologi Anak & Remaja. Dari beberapa sub bidang tersebut
Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) merupakan bidang khusus yang
memfokuskan perhatian pada penerapan-penerapan ilmu Psikologi bagi
masalah-masalah individu dalam perusahaan yang secara khusus menyangkut
penggunaan sumber daya manusia dan perilaku organisasi. Psikologi industry dan organisasi
adalah studi tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan aspek pekerjaan dan
aplikasi pengetahuan untuk menurunkanmasalah manusia dalam pekerjaan (Pappu,
2002).
Berikut
diuraikan beberapa peran psikologi dalam dunia kerja :
·
Psikolog
yang bekerja pada perusahaan dikenal sebagai psikolog industri-organisasi.
Mereka berusaha meningkatkan kepentingan manusia dalam pekerjaan dengan sejumlah
cara. Sebagai contoh, mereka mencari cara untuk membantu perusahaan dan
organisasi pemerintahan memproduksi lebih dan lebih baik serta melayani, untuk
meningkatkan kepuasan kerja dengan mengubah metode manajemen dan pelatihan dan
menemukan “orang yang tepat untuk pekerjaan yang tepat” dengan metode
improvisasi dari pekerja yang terpilih.
A.
Mengubah Sikap
Terhadap Pekerjaan
Sikap (attitude)
merupakan salah satu bahasan yang menarik dalam kajian psikologi, karena sikap
sering di gunakan untuk meramalkan tingkah laku, baik tingkah laku perorangan;
kelompok; bahkan tingkah laku suatu bangsa. Salah satu hal yang menarik dari
perilaku manusia yang membuatnya menjadi kompleks adalah sifat deferensial.
Seseorang dapat berespon tertentu dalam menghadapi stimulus atau objek pada
suatu saat, tetapi dapat pula berespon yang lain pada saat yang berbeda.
Sejumlah ahli
telah mencoba memberikan definisi sikap, dan sangat beragam definisi yang
mereka kemukakan. Tetapi sekurang-kurangnya ada dua definisi yang masih cukup dominan
sampai saat ini, yaitu definisi yang di kemukakan oleh Gordon W. ALLPORT (1935)
dan definisi dari David Krech beserta Richard S. Crutchfield (1948). ALLPORT
melihat sikap sebagai : “… a mental and nueral state of readinnes, organized
through experience, exerting a directive or dynamic influence upon the
individual’s respone to all objects and situations with which it is related”,
Dari batasan
yang ia kemukakan terlihat bahwa Allport menekankan akan pentingnya pengalaman
masa lalu dalam membentuk sikap. Sedangkan definisi dari Krech dan Cruitchfield
lebih menekankan pada pengalaman subyektif seseorang pada masa sekarang. Untuk
lebih jelasnya dapat di lihat pada definisi mereka yang melihat sikap sebagai :
“.. an enduring organization of montivational, emotional, perceptual and
cognitive processes with respect to some aspects of individual’s world”.
1)
Apa
Saja yang dicari dalam Pekerjaan :
i.
Mencari uang
Hal ini adalah hal yang paling
dasar yang mendorong seseorang untuk bekerja. Untuk mencari nafkah (uang),
untuk mencukupi kebutuhannya dan keluarga. Hal ini juga yang biasa digunakan
sebagai pertimbangan dalam memilih suatu pekerjaan. Semakin besar gaji (uang)
yang ditawarkan oleh pekerjaan tersebut, maka semakin menarik perkerjaan itu.
Banyak orang yang berpindah-pindah kerja untuk mencari gaji yang lebih tinggi.
ii.
Mencari pengembangan diri
Adalah tabiat manusia untuk ingin
berkembang menjadi lebih baik. Orang bekerja karena mereka ingin mencari
pengembangan (potensi) diri mereka. Mereka akan mencari pekerjaan dimana
mereka dapat mengembangkan diri mereka disana. Pekerjaan dengan jenjang karir
bagus dimana berarti ada peluang pengembangan diri selalu menjadi incaran.
Pertimbangan yang lain adalah korelasi pekerjaan dengan bidang keilmuan dan
minat mereka. Keseusaian ini akan mempermudah dalam pekerjaannya, dan sebagai
salah satu bentuk pengembangan diri mereka.
iii.
Mencari teman atau sarana bersosialisasi
Manusia adalah makhluk sosial yang
perlu untuk bersosialisasi. Maka manusia perlu bekerja untuk menambah teman dan
relasi mereka. Sebagai media dan tempat mereka untuk bersosialisasi. Dalam hal
ini faktor yang menjadi pertimbangan adalah lingkungan kerja dan juga rekan
kerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan rekan kerja yang kooperatif menjadi
pertimbangan seseorang dalam memilih suatu perkerjaan.
iv.
Mencari kebanggaan atau kehormatan diri
Hal lain yang dicari oleh orang
dengan bekerja adalah kebanggaan dan kehormatan diri. Orang yang mencukupi
kebutuhan dirinya dengan bekerja lebih terhormat dibandingkan orang yang
tergantung pada orang lain. Pada beberapa orang, kehormatan diri juga
bergantung dari jenis pekerjaan, tempat kerja dan nama
perusahaan. Ada orang yang merasa lebih terhormat dengan bekerja sebagai
pegawai kantoran. Dan ada juga orang yang bangga dengan bekerja di perusahaan
top.
v.
Sebagai sarana beribadah
Hal ini saya yakini ada dan
dimiliki orang, walau mungkin jarang terpikirkan sebagai hal yang dicari
dalam bekerja. Sebagai orang yang beriman memang seharusnya setiap tindakan
kita di dunia harus dimaknai sebagai ibadah. Namun kesadaran yang berbeda-beda
membuat pemaknaan yang berbeda bagi tiap orang orang. Kerja yang terbaik,
menurut saya, adalah pekerjaan yang memberi peluang paling besar bagi kita
untuk beribadah. Baik lewat proses pekerjaan itu sendiri, lewat pergaulan di
tempat kerja, atau lewat hasil kerjanya. Harapan kita tentunya kita mendapatkan
semuanya dalam pekerjaan kita. Namun tak ada yang sempurna dalam hidup ini.
Saat tidak bisa kita mendapatkan semuanya, maka kita harus memilih, membuat
prioritas. Hal apakah yang harus kita dahulukan diatas yang lainnya.
2)
Fungsi psikologis dari pekerjaan
Kerja mulai dipahami sebagai tempat sosial dimana manusia menggunakan
bakat-bakat yang dimiliki untuk melayani sesama, tidak lagi semata-mata dalam
rangka memenuhi kebutuhan finansial keluarga. Manusia mulai sadar memiliki
kebutuhan yang tidak bisa dipenuhi secara mandiri sehingga dirasakan perlunya
komunitas yang didalamnya orang-orang saling bergantung. Setiap orang harus
mempergunakan bakat yang dimilkinya untuk melayani orang lain, demikian pula
sebaliknya. Sehingga, secara bersama-sama setiap orang membangun masyarakat
sebagai suatu sistem yang saling mendukung.
Dengan kosep kerja seperti ini, kita kemudian berpikir tentang dua hal
mendasar bagaimana memilih suatu pekerjaan. Pertama, pekerjaan dipilih
berdasarkan minat dan bakat yang kita miliki. Meskipun terdengar sederhana,
namun faktanya menemukan minat dan bakat adalah suatu proses yang sulit karena
kita lahir tanpa membawa rincian tentang ketertarikan dan kemampuan bawaan.
B.
Proses Dalam Memilih Pekerjaan
Seorang individu membutuhkan pekerjaan untuk bertahan hidup atau memenuhi
kebutuhanya sehari-hari. Biasanya mereka memilih suatu pekerjaan yang sesuai
dengan keahlian yang mereka miliki. Dalam memilih pekerjaan manusia akan mau
dan mampu untuk bekerja dengan baik bilamana ia ditempatkan pada posisi dengan
jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta bila mana ia bisa
memenuhi kebutuhannya dengan melakukan pekerjaan itu. lni berarti bahwa
perusahaan harus bisa menempatkan orang pada jabatan-jabatan yang sesuai dengan
minat dan kemampuannya, dengan tidak lupa mempertimbangkan upaya pemenuhan
kebutuhannya. Sebelum di tempatkan pada posisi yang sesuai dengan minat dan
kemampuanya, para calon tenaga kerja biasanya terlebih dahulu mengikuti seleksi
yang diadakan oleh pihak perusahaan yang bertujuan untuk mencari calon tenga
kerja yang memang benar-benar menguasai keahlian didalam bidang yang dicari
oleh pihak perusahaan. Ada 6 tahapan yang harus dijalani oleh seorang calon
tenaga kerja, yaitu :
i.
Tahap penyerahan surat lamaran
ii. Tahap
wawancara awal
iii. Tahap
ujian psikotes (wawancara)
iv. Tahap
penilaian akhir
v. Tahap
pemberitahuan wawancara akhir
vi. Tahap
penerimaan
1) Fase-fase
identitas pekerjaan :
·
Fase remaja sangat penting untuk dilalui oleh
anak-anak karena akan memengaruhi masa depan mereka. Terutama dalam hal
bagaimana anak-anak mendeskripsikan siapa diri mereka serta bagaimana mereka
bersikap terhadap lingkungan mereka di masa depan. Jika anak-anak gagal
menjalani fase remaja dengan baik, maka tugas-tugas perkembangan mereka di fase
usia selanjutnya akan rentan terganggu. Apalagi tugas perkembangan yang utama
dilakukan dalam fase remaja adalah untuk mencari identitas diri. Identitas diri
mencakup bagaimana seorang anak melihat diri mereka, bagaimana mereka menilai
kelebihan dan kekurangannya, bagaimana mereka menentukan bayangan sosok ideal
yang mereka ingin perankan, serta bagaimana mereka menentukan bayangan masa
depan yang mereka inginkan. Ketika anak-anak pada usia ini gagal mengetahui
siapa identitas mereka, maka mereka akan mengalami kebingungan yang akan rentan
berdampak pada tugas-tugas perkembangan mereka selanjutnya. Proses mencari
identitas diri juga bukanlah suatu hal yang mudah. “Anak-anak harus
mengeksplorasi diri mereka di dalam lingkungan serta menghadapi tantangan
lingkungan, sementara di waktu yang bersamaan mereka juga mengalami
perubahan-perubahan di aspek fisik, kognitif, dan psikologis, yang membuat
mereka harus beradaptasi,” lanjut Pustika. Proses yang tidak mudah inilah yang
membuat anak-anak kerap terkesan “labil”.
C.
Memilih Pekerjaan Yang Cocok
Memilih pekerjaan yang tepat memang perlu proses, bukan hanya disandarkan
akan adanya peluang tapi juga berdasarkan kemampuan dan bakat yang anda miliki.
Salah satu cara untuk memilih pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan kepribadian. Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih pekerjaan yang cocok untuk anda :
Salah satu cara untuk memilih pekerjaan yang baik yaitu dengan mencocokan antara pekerjaan dan kepribadian. Berikut beberapa kepribadian yang bisa menjadi dasar untuk memilih pekerjaan yang cocok untuk anda :
·
Konvensional yaitu memiliki kepribadian yang
menyukai dengan aturan, prosedur tetap, jadwal, instruksi ketimbang harus
berfikir dengan ide kreatif. Pekerjaan yang tepat untuk pribadi konvensional
ini adalah akuntan, aktuaria, inspektur keamanan, keuangan, perencana keuangan,
dan penulis teknis.
·
Realistik adalah orang yang menyukai hasil
akhir, menyukai persoalan dan masalah yang harus dipecahkan. Mereka senang
bekerja di luar ruang, bekerja dengan mesin, alat-alat berat, dan perhiasan.
Pekerjaan yang baik untuk tipe realistik adalah ahli elektro, ahli nuklir,
dokter gigi, dan ahli kunci.
·
Sosialis yaitu orang yang senang dengan kegiatan
sosial membantu penderitaan orang banyak. Mereka pandai berkomunikasi,
bekerjasama dengan team dan merasa nyaman dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pekerjaan bagus adalah pelatih pribadi, psikolog sekolah, bimbingan siswa,
guru, relawan dan motivator.
·
Penyelidik merupakan orang yang senang bekerja
sendiri, menyelidiki sesuatu, menggunakan logika, menyelesaikan masalah dan
misteri, menyatukan masalah yang tercerai, presisi, dan ilmu pasti. Profesi
yang tepat yaitu analis sistem komputer, optometris, profesor ilmu alam,
insinyur piranti lunak, dan pelaku statistik.
·
Wirausahawan yaitu orang yang pandai melihat
peluang dan berani mengubahnya untuk suatu keuntungan. Pribadi wirausaha selalu
action apabila melihat peluang dan merekapun memiliki kemampuan memimpin dan
mengorganisir sumberdaya. Pekerjaan yang cocok adalah agen sales di
advertising, pekerja finansial, analisis manajemen, direktur program, sales
manager dan pastinya membuat usaha sukses sendiri.
1) Hubungan
Antara Karakteristik Pribadi dan Karakteristik Pekerjaan dalam Memilih
Pekerjaan yang Cocok
Memilih pekerjaan yang cocok memang
tidak mudah, perlu proses dan harus memilih dengan benar jika tidak, nanti
menjalani pekerjaan itu malah malas-malasan. Hubungan antara karakteristik pribadi dan karakteristik pekerjaan dalam
memilih pekerjaan yang cocok. Orang yang memiliki perpaduan Koleris dan
Sanguin (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan untuk memimpin
karena semangat dan kepercayaan dirinya. Orang yang memiliki perpaduan Sanguin
dan Plegmatis (atau sebaliknya), biasanya memiliki kemampuan dalam membina
relasi dan persahabatan. Orang yang memiliki perpaduan Plegmatis dan Melankolis
(atau sebaliknya), biasanya punya kemampuan untuk menganalisa karena ketelitian
dan kecermatannya. Orang yang memiliki perpaduan Melankolis dan Koleris (atau
sebaliknya), biasanya punya semangat kerja dan produktivitas yang sangat
tinggi. Masing-masing kepribadian memiliki kecocokan dalam bidang pekerjaan
tertentu :
·
Seorang
Sanguinis cocok dalam bidang pekerjaan : presenter, penyiar, sales, pengacara,
tour leader dan selebriti.
·
Seorang
Koleris cocok dalam bidang pekerjaan : direktur, owner perusahaan, bos dan
dokter.
·
Seorang
Melankolis cocok dalam bidang pekerjaan : keuangan, komputer, R&D/QC, Hakim
dan Notaris.
·
Seorang
Plegmatis cocok dalam bidang pekerjaan : staf administrasi, konselor dan customer
service.
Setelah kita mengetahui tipe kepribadian dari hasil tes, kita bisa menentukan bidang
pekerjaan apa yang bisa kita jadikan sebagai karir. Tentu bukan berarti jika
sudah cocok antara kepribadian dengan bidang pekerjaan akan memastikan seseorang bisa berhasil. Hal
itu tidak akan terlepas dari kemauan, usaha dan restu dari Allah Tuhan Yang
Maha Kuasa.
D.
Penyesuaian Diri dalam Pekerjaan
Dawis dan Lofquist (1984) mendefinisikan penyesuaian bekerja sebagai
“proses berkelanjutan dan dinamis di mana seorang pekerja berusaha untuk
mencapai dan mempertahankan korespondensi dengan lingkungan kerja”. Ada
dua komponen utama untuk memprediksi penyesuaian kerja: kepuasan dan kualitas
memberikan kepuasan yang cukup untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan (satisfactoriness). Kepuasan
mengacu pada sejauh mana kebutuhan individu dan persyaratan dipenuhinya
pekerjaan yang dia lakukan. Satisfactoriness menyangkut
penilaian orang lain, dari sejauh mana individu menyelesaikan pekerjaan yang
ditugaskan kepadanya.
1) Menjelaskan Tentang Kepuasan Kerja
a) Newstrom :
mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness
with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau
tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja.
b) Wexley dan Yukl :
mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her
job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau
pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang
menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan
pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan
melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan
dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu,
perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi
kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
E.
Waktu Luang
Dalam bahasa Inggris waktu luang dikenal dengan sebutan leisure.
Sedangkan kata leisure berasal dari bahasa latin licere, yang mempunyai arti
diizinkan (to be permitted) atau menjadi bebas (to be free). Oleh karena itu
loisir yang berasal dari bahasa Perancis mengandung arti waktu luang (free
time). Jadi secara keseluruhan, waktu luang dapat didefinisikan sebagai terlepas
dari segala tekanan (freedom from constraint), adanya kesempatan untuk memilih
(opportunity to choose), waktu yang tersisa usai kerja (time left over after
work) atau waktu luang setelah mengerjakan segala tugas sosial yang telah
menjadi kewajiban (free time after obligatory social duties have been met).
·
Menjelaskan Bagaimana Menggunakan Waktu Luang
secara Positif
Meluangkan waktu itu ternyata penting dan banyak cara atau kegiatan
positif yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang. Misalnya olahraga,
jalan-jalan, melakukan hobby, atau ngeblog. Selain itu, mengisi waktu luang
setelah kesibukan yang mendera ibarat bayaran dari pekerjaan itu sendiri. Kita
tidak pernah menduga kalau kegiatan yang dilakukan di saat waktu luang bisa
juga menghasilkan atau mendapat penghargaan. Siapa yang tahu kalau suatu saat
nanti, kegiatan yang dilakukan di waktu luang, bisa menjadi penghasilan
terbesar. Berikut ini tips dan triknya :
i.
Jangan pernah terjebak dengan waktu. Bukan waktu yang
mengatur kita, tapi kitalah yang mengatur waktu.
ii. Coba
sesuatu yang baru yang tidak menyita waktu kerja, misalnya dengan menulis di
smartphone yang kita miliki.
iii. Tentukan
prioritas, dengan prioritas bisa diketahui mana yang mendesak, mana yang
kurang, tanpa prioritas waktu terbuang percuma.
iv. Buat
yang super sibuk, buatlah agenda yang harus ditaati. Masukkan waktu bekerja,
waktu untuk keluarga, dan waktu untuk diri sendiri.
v. Pastikan
dalam agenda, 50% waktu yang dilakukan adalah untuk kegiatan positif atau
produktif.
vi. Jangan
melakukan pekerjaan atau hal yang lain sebelum menuntaskan pekerjaan yang lebih
dulu dilakukan.
Self Directed Cangers
Self-directed changes adalah sebuah teori yang mengajarkan
tentang bagaimana kita bisa mengubah diri kearah yang lebih baik dari kenyataan
hidup yang kurang mendukung.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Kalau kita tidak bisa mengantisipasi perubahan, maka kita perlu menjadikan perubahan itu sebagai dorngan untuk mengubah diri.
Menurut
SDCT (Self-Directed Change Theory)
ada 3 cara, yaitu sebagai berikut :
·
Kita
perlu memunculkan rasa tidak puas terhadap kondisi aktual yan kita hadapi saat
ini (actual)
·
Kita
perlu memiliki gambaran yang jelas tentang kondisi ideal ang kita inginkan
(ideal)
·
Kita
perlu memiliki konsep yang jelas tentang apa yang bisa kita lakukan untuk
bergerak dari kondisi aktual menuju kondisi ideal (Action Step)
Tiga langkah di atas harus berupa satu rangkaian yang tak
terpisah. Jika sampai terpisah, akibatnya malah akan jelek. Misalnya, kita
tidak puas dengan keadaan sekarang, tetapi rasa itu tidak kita gunakan untuk
memunculkan gambaran yang jelas tentang keadaan yang kita inginkan dan tidak
pula kita gunakan untuk mendorong mendorong aksi. Yang paling berpotensi akan
terjadi adalah akan muncul konflik diri. Tapi sebaliknya, jika kita sanggup
mengelola ketidakpuasan itu menjadi dorongan untuk mendinamiskan batin, pasti
hasilnya akan jauh lebih baik.
Self Directed Change meliliki beberapa tahapan, diantaranya :
·
Meningkatkan
Kontrol Diri
Meningkatkan
control diri yaitu, Kontrol diri berkaitan dengan bagaimana cara seseorang
mengendalikan emosi serta dorongan-dorongan dalam dirinya (Harlock). Ketika
seseorang ingin merubah kebiasaannya terhadap perbedaan yang besar.
Contohnya:
misalnya seorang perokok berat yang ingin lepas dari kebiasaannya merokok.
·
Menetapkan
Tujuan
Menetapkan
tujuan adalah mengubah hal yang buruk menjadi lebih baik lagi. Kita harus
menetapkan target unutk mempunyai hidup yang lebih baik lagi.
Contoh:
kita harus menahan keinginan kita untuk merokok mungkin kita bisa mengganti
rokok dengan permen-permen pengganti rokok, dan sebagainya.
·
Pencatatan
Perilaku
Pencatatan perilaku maksudnya adalah
kita mencatat hal apa saja yang bisa di rubah dari kebiasaan kita.
Contoh: misalnya jika kita mempunyai
kebiasaan merokok, catat hal-hal apa saja yang mungkin mengganggu kita untuk
tidak merokok. Misalnya dengan menhindari teman yang sedang merokok. Mungkin
akan membantu kita untuk mempermudah godaan-godaan yang datang.
·
Menyaring
Anteseden Perilaku
Menyaring anteseden perilaku adalah
menuliskan kebiasaan-kebiasaan yang ingin kita perbaiki.
Contoh: selain merokok, misalnya
kita sering meminum minuman keras. Lalu kita tuliskan kebiasan tersebut untuk
di ubah menjadi lebih baik. Dari situ mungkin kita akan berpikir sebenarnya
selama ini baik atau burukkah kebiasaan tersebut untuk kesehatan kita.
·
Menyusun
Konsekuensi Yang Efektif
Jika kita sudah berhasil mengontrol
kondisi yang memicu kebiasaan kita, kita perlu meningkatkan meningkatkan
pengendalian diri, mengatur konsekuensi dari perilaku kita sehingga orang lain
dapat menerimanya.
·
Menerapkan
Pencana Intervenesi
Membandingkan seberapa berhasil kita
mencapai tujuan-tujuan yang kita kehendaki. Misalnya, menghitung berapa batang
atau bungkus rokok yang di hisap dari sebelum kita menerapkan tahapan-tahapan
ini sampai sudah menerapkan tahapan ini.
·
Evaluasi
Evaluasi adalah, melihat berapa
besar kemajuan yang sudah kita lakukan untuk perubahan yang lebih baik.
Pastikan setiap tahapan terpenuhi. Jika memang ada tahapan yang belum bisa
terpenuhi lebih baik kita mengulang tahapan-tahapan tersebut agar tujuan dapat
tercapai dengan baik.
Sumber :
Gibbons
Murice (2002) The Self-Directed Learning Handbook
Goleman,
Daniel (2004) Primal Leadership Kepemimpinan Berdasarkan Kecerdasan Emosi.
Jakarta: PT Gramedia
Goleman,
Daniel (1996) Emotional Intelligence ( Kecerdasan Emosional ). Jakarta: PT
Gramedia