A.
Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal
adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kita
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan
interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content
melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi
komunikasi, kita dapat menyatakan bahwa makin baik
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
hubungan interpersonal, makin terbuka orang untuk mengungkapkan dirinya; makin
cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif
komunikasi yang berlangsung diantara komunikan.
1.
Model-Model Hubungan
Intrapersonal
Dalam suatu interaksi, dapat
dimungkinkan munculnya hubungan interpersonal dimana hubungan antara
pihak-pihak yang berinteraksi telah menjadi lebih jauh. Dalam hubungan
interpersonal terdapat beberapa unsur yang dapat digunakan dalam
mengklasifikasi hubungan interpersonal tersebut. Unsur tersebut meliputi jumlah
individu yang terlibat, tujuan yang ingin dicapai, jangka waktu hubungan, serta
tingkat kedalaman atau keintiman hubungan.
Hubungan interpersonal sendiri
dibagi kedalam empat model. Model sendiri menurut B. Aubrey Fisher merupakan
analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan unsur, sifat,
atau komponen yang penting dari sebuah fenomena. Dengan kata lain model adalah
gambaran informal untuk menjelaskan atau menerapkan teori.
·
Model Pertukaran sosial(
social exchange model) dimana didefinisikan secara singkat bahwa hubungan
interpersonal diidentifikasikan dengan transaksi dagang. Untuk memperoleh
sesuatu ada harga yang arus dibayar (cost-reward).
·
Model Peranan (role model). Dalam model ini, hubungan
interpersonal digambarkan sebagai panggung sandiwara. Individu akan dipandan
baik bila dapat memainkan perana sesuai ekspektasi lawan hubungan. Bila
individu tersebut bertindak jauh dari ekspektasi, maka hubungan interpersonal
cenderung akan menjadi lebih renggang.
·
Model Permainan ( games
people play model). Untuk menjelaskan model ini digunakan analisis transaksional dimana
manusia diklasifikasikan dalam tiga karakter, yaitu kepribadian anak-anak,
dewasa, dan orang tua. Model hubungan transaksional
keempat adalah Model Interaksional. Model interaksional inilah yang akan saya
jelaskan secara lebih mendalam.
·
Model Interaksional. Interaksi menurut KBBI
(2001:438) didefinisikan sebagai hal saling melakukan aksi, berhubungan,
mempengaruhi, antarhubungan. Dan Model, seperti yang telah saya sebutkan diatas
merupakan gambaran untukmenjelaskan sebuah teori. Model Interaksional dapat
dipahami sebagai gambaran tertentu untuk menjelaskan teori mengenai suatu
bentuk hubungan antara satu pihak dengan pihak lainnya yang saling melakukan
aksi.
2.
Memulai Hubungan
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia kata “mulai” mempunyai arti
mengawali berbuat, bertindak, atau melakukan. Dan kata mulai tersebut
bisa ditambahkan dengan imbuhan-imbuhan seperti me-mulai salah satunya dengan menyisipkan imbuhan “me”
otomatis kata mulai berubah bentuk jadi ‘memulai’ dan berubah arti menjadi
‘sesuatu kegiatan yang diawali dari pribadi kepada epribadi’.dengan
demiian epribadi dapat disimpulkan bahwa
kata ‘memulai’ memiliki arti yang luas dan estetik mendalam, merupakan level
kesulitan kata tertinggi dalam kasta pengaplikasian kata.
3.
Hubungan Peran
Peranan merupakan aspek dinamis dari kedudukan, yaitu
seseorang yang melaksanakan hak-hak dan melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka dia telah menjalankan sesuatu peranan. Suatu
peranan paling tidak mencakup tiga hal berikut :
·
Peranan meliputi
norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
masyarakat.
·
Peranan merupakan
suatu konsep perihal apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai
organisasi.
·
Peranan juga juga
dapat dikatakan
4.
Intimasi dan
hubungan pribadi
Pendapat
beberapa ahli mengenai intimasi, di antara lain yaitu :
a)
Shadily dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh
saling percaya dan kekeluargaan.
b)
Sullivan (Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang
untuk mengekspresikan akan kebutuhannya terhadap orang lain.
c)
Steinberg (1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah sebuah ikatan emosional
antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan satu sama lain, keinginan
untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang terkadang lebih bersifat
sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas yang sama.
d) Levinger &
Snoek (Brernstein dkk, 1988) merupakan
suatu bentuk hubungan yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal
balik antara dua individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi,
bukan saja pada hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di
sekeliling mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman
hidup, keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup.
Pada tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi,
memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang
terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e)
Atwater (1983) mengemukakan bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang
diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan
pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang
terdalam. Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna
untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan
yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan
membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk
merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
Dalam suatu
hubungan juga perlu adanya companionate love, passionate love dan intimacy
love. Karena apabila kurang salah satu saja di dalam suatu hubungan atau
mungkin hanya salah satu di antara ketiganya itu di dalam suatu hubungan maka
yang akan terjadi adalah hubungan tersebut tidak akan berjalan dengan langgeng
atau awet, justru sebaliknya setiap pasangan tidak merasakan kenyamanan dari
pasangannya tersebut sehingga yang terjadi adalah hubungan tersebut bubar dan
tidak akan ada lagi harapan untuk membangun hubungan yang harmonis dan
langgeng.
Komunikasi yang selalu terjaga, kepercayaan, kejujuran dan saling terbuka
pun menjadi modal yang cukup untuk membina hubungan yang harmonis. Maka jangan
kaget apabila komunikasi kita dengan pasangan tidak berjalan dengan mulus atau
selalu terjaga bisa jadi hubungan kita akan terancam bubar atau hancur. Tentu
saja itu akan menyakitkan hati kita dan setiap pasangan di dunia ini pun tidak
pernah menginginkan hal berikut.
5.
Intimasi dan Pertumbuhan
Hal yang mempengaruhi keintiman itu tumbuh adalah
cinta. Dan keintiman tidak akan tumbuh jika tidak ada cinta. Keintiman adalah
proses menyatakan siapakah kita sebenarnya kepada rang lain, keintiman juga
suatu kebebasan menjadi diri sendiri. Dan keinginan setiap pasangan adalah
menjadi intim.
Namun banyak
respon alami kita adalah menolak untuk terbuka terhadap pasangan karena
beberapa hal, yakni :
1)
Tidak mengenal
dan menerima siapa diri kita secara utuh.
2)
Tidak menyadari
bahwa hubungan pacaran adalah persiapan menuju pernikahan.
3)
Tidak
mempercayai pasangan dalam memegang rahasia.
4)
Kita dibentuk
menjadi seseorang yang berkepribadian tertutup.
5)
Memulai
hubungan atau pacaran bukan dengan cinta yang tulus.
B.
Cinta dan Perkawinan
a.
Memilih Pasangan
Pendekatan
evolusioner ini merupakan konsep biologis yang diterapkan untuk perilaku sosial
oleh para ahli psikologi. Evolutionary Psychology didefinisikan sebagai usaha
untuk menjelaskan perilaku sosial dalam konteks faktor genetik yang berevolusi
sepanjang waktu sesuai dengan prinsip seleksi alami. Evolutionary psychology berpandangan
bahwa manusia berevolusi untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi, bahwa
laki-laki dan perempuan memiliki agenda yang berbeda atas peran yang berbeda
dalam menghasilkan keturunan.
Dalam dunia
binatang, kesuksesan reproduksi pejantan diukur dari kuantitas keturunannya
sehingga mereka sering berganti pasangan untuk itu. Di sisi lain kesuksesan
reproduksi makhluk betina bergantung pada kesuksesan meningkatkan tiap-tiap
keturunanya menuju kematangan sehingga mereka hanya berpasangan dengan pejantan
pilihan, mengingat bahwa untuk mematangkan tiap keturunan memerlukan ongkos
yang tinggi (Berkow, 1989; Symons,1979).
Pendekatan
evolusioner dalam hal cinta dikembangkan berdasarkan konsep ini. Pendekatan
evolusioner dalam hal cinta merupakan teori yang diturunkan dari teori biologi
evolusioner yang mendukung pandangan bahwa laki-laki dan perempuan tertatrik
satu sama lain dengan karakteristik yang berbeda: laki-laki tertarik pada
penampilan fisik perempuan; perempuan tertarik pada sumber daya yang dimiliki
laki-laki. Hal ini untuk memaksimalkan kesuksesan reproduksi.
Beberapa
penelitian hasilnya mendukung pendekatan evolusioner tersebut. Misalnya hasil
penelitian Bush dkk (Bus 1989; Buss dkk, 1990) dengan subjek dari 37 negara
yang menanyakan berbagai kriteria pemilihan pasangan (untuk menikah) dan
seberapa penting kriteria tsb, pada umumnya perempuan menilai kriteria
ambisius, rajin, penghasilan yang baik lebih tinggi (penting) daripada subjek
laki-laki, dan subjek laki-laki menilai lebih penting daya tarik fisik.
Bagaimanapun perlu dicatat bahwa berbagai penelitian menyatakan bahwa
karakteristik paling tinggi pada laki-laki maupun perempuan adalah kejujuran,
dapat dipercaya, dan kepribadian yang baik.
b.
Hubungan dalam perkawinan
Simak dulu
pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan juga marriage
and relationship educator and coach, dia mengatakan bahwa ada lima tahap
perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam pernikahan bisa
berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun perubahan dari satu
tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok dan tak memiliki
patokan batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara pasangan suami-istri,
yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat menghadapi dan melalui
tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling merasakannya.
Tahap pertama : Romantic Love. Saat ini adalah saat Anda dan
pasangan merasakan gelora cinta yang menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan
madu pernikahan. Anda dan pasangan pada tahap ini selalu melakukan kegiatan
bersama-sama dalam situasi romantis dan penuh cinta.
Tahap kedua : Dissapointment or Distress. Masih menurut
Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap saling menyalahkan, memiliki rasa
marah dan kecewa pada pasangan, berusaha menang atau lebih benar dari pasangannya.
Terkadang salah satu dari pasangan yang mengalami hal ini berusaha untuk
mengalihkan perasaan stres yang memuncak dengan menjalin hubungan dengan orang
lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan, anak atau hal lain sepanjang sesuai
dengan minat dan kebutuhan masing-masing. Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa
pasangan suami-istri ke situasi yang tak tertahankan lagi terhadap hubungan
dengan pasangannya. Banyak pasangan di tahap ini memilih berpisah dengan
pasangannya.
Tahap ketiga : Knowledge and Awareness. Dawn mengungkapkan
bahwa pasangan suami istri yang sampai pada tahap ini akan lebih memahami
bagaimana posisi dan diri pasangannya. Pasangan ini juga sibuk menggali
informasi tentang bagaimana kebahagiaan pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn
juga, pasangan yang sampai di tahap ini biasanya senang untuk meminta kiat-kiat
kebahagiaan rumah tangga kepada pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti
seminar-seminar dan konsultasi perkawinan.
Tahap keempat : Transformation. Suami istri di tahap ini akan
mencoba tingkah laku yang berkenan di hati pasangannya. Anda akan
membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi pasangan Anda. Dalam tahap
ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang menyeluruh antara Anda dan pasangan
dalam mensikapi perbedaan yang terjadi. Saat itu, Anda dan pasangan akan saling
menunjukkan penghargaan, empati dan ketulusan untuk mengembangkan kehidupan
perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap kelima : Real Love. “Anda berdua akan kembali
dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan, keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan
dengan pasangan,” ujar Dawn. Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa
waktu yang dimiliki oleh pasangan suami istri seolah digunakan untuk saling
memberikan perhatian satu sama lain. Suami dan istri semakin menghayati cinta
kasih pasangannya sebagai realitas yang menetap. “Real love sangatlah mungkin
untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua memiliki keinginan untuk
mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan sendirinya tanpa adanya usaha
Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih lanjut
Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan pasangan
hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda hanya perlu
sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan ini.
Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah berharga
bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika
pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah
ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari
istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati
kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa
dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika
keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah
menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan
untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari
Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan
untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik,
tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi
motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya
sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok,
serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita
perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku adalah aku
begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari aku. Karena
aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha untuk terus
bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi contoh kebaikan
untuknya."
c.
Penyesuaian dan Pertumbuhan dalam
perkawinan
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat
mengembangkan diri untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak
diukur dari ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan
dalam hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi
dalam sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi yang
diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat. Tapi
karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu ada
hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti ini,
tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada
dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup
perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak
pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak yang
bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa menguatkan
ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik sehingga
kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
d.
Perceraian dan pernikahan kembali
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,
pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian
mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan
mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan
sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami.
Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu
untuk mengambil keputusan.
Apa yang
akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak faktor.
Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari menikah
lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai
manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi
terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati
untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda
mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan
dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang biasa.
Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik
yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang
pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan
membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi dalam
pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang. Untuk itu
kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan bersama.
Jika ingin
sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal tertentu,
jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali setelah
perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan berharap
untuk masa depan yang lebih baik.
e.
Alternatif selain perkawinan
Paradigma
terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah??
Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada banyak
alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia untuk
menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan meniti
karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan yang
paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah tidak ingin
kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama menikmati
kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak pergi,
tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu kebebasan.
Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan cemburu.
Banyak
perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi
posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi
terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang. Banyak
pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih
mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi
dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah
diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke
luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah
menikah.
Kemapanan
dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi.
Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup
mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang
dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri. Banyak
yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin
mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan
adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita
dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada
menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang pun
lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan
dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas
untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang. Melajang
adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati
hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah
menemukan seorang yang telah cocok di hati.Kehidupan melajang bukanlah sebuah
hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah pemberontakan terhadap sebuah ikatan
pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu jodoh yang cocok untuk berbagi dalam
suka dan duka serta menghabiskan waktu bersama di hari tua.
Arus
modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi
yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang
mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan
melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup
sendiri.
Sumber :
http://mirzaanggaraputri.blogspot.com/2012/04/cinta-dan-perkawinan.html