1.
Teori
Motivasi
a. Teori motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham
Maslow mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan pokok.
Ia menunjukkan dalam 5 tingakatan yang berbentuk piramid, orang memulai
dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal dengan
sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar sampai
motif psikologis yang lebih kompleks, yang hanya akan penting setelah kebutuhan
dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus terpenuhi
sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu tindakan
yang penting.
1) Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis merupakan
hirarki kebutuhan yang paling dasar yang merupakan kebutuhan untuk dapat hidup
seperti makan, minum, perumahan, oksigen, tidur, dan sebagainya.
2) Kebutuhan Rasa Aman
Apabila kebutuhan fisiologis relatif
sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua yaitu kebutuhan akan rasa
aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan akan perlindungan dari
bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungkan pekerjaan akan hari tuanya
pada saat mereka tidak lagi bekerja.
3) Kebutuhan Sosial
Jika kebutuhan fisiologi dan rasa
aman amam telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul kebutuhan sosial,
yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi yang lebih erat
dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan kebutuhan akan adanya
kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, reaksi bersama, dan
sebagainya.
4) Kebutuhan Penghargaan
Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang, pengakuan atas
kemampuan dan keahlian seseorang serta efektivitas kerja seseorang.
5) Kebutuhan Aktualisasi Diri
Aktualisasi diri merupakan hirarki
kebutuhan dari Maslow yang paling tinggi. Aktualisasi diri berkaitan dengan
proses pengembangan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian, dan potensi yang dimiliki seseorang. Seseorang
yang didominasi oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas
yang menantang kemampuan dan keahliannya.
b. Teori
Motivasi Herzberg (1966)
Menurut Herzberg, ada dua jenis faktor
yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri
dari ketidakpuasan. Dua faktor itu disebutnya :
1) Faktor
ekstrinsik
Faktor
higiene motivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya
adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan, dan sebagainya.
2) Faktor
intrinsik
Faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb.
c. Teori
Motivasi Douglas McGregor
Mengemukakan
dua pandangan manusia yaitu teori X (negatif) dan teori Y (positif).
Menurut
teori X empat pengandaian yang dipegang manajer :
1) Karyawan
secara inheren tertanam dalam dirinya, tidak menyukai kerja
2) Karyawan
tidak menyukai kerja, mereka harus diawasi atau diancam dengan hukuman untuk
mencapai tujuan.
3) Karyawan
akan menghindari tanggung jawab.
4) Kebanyakan
karyawan menaruh keamanan diatas semua faktor yang dikaitkan dengan kerja.
Kontras
dengan pandangan negatif, ini mengenai kodrat manusia ada empat teori Y :
1) Karyawan
dapat memandang kerja sama dengan sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
2) Orang
akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran.
3) Rata-rata
orang akan menerima tanggung jawab.
4) Kemampuan
untuk mengambil keputusan inovatif.
d. Teori
Motivasi Vroom (1964)
Teori
Vroom tentang cognitive theory of motivasion
menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang yakini ia tidak
dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia
inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh
tiga komponen, yaitu :
1) Ekspetasi
(harapan) keberhasilan pada suatu tugas.
2) Instrumentalis,
yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika berhasil dalam melakukan
suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatakan outcome tertentu).
3) Valensi,
yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan positif, netral, atau negatif.
Motivasi tinggi jika usaha nmenghasilkan kurang dari yang diharapkan.
2.
Pola Kepemimpinan
Gaya Kepemimpinan
Menurut
Mifta Thoha (2010) gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan
oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang
lain seperti yang ia lihat.
a. Gaya Kepemimpinan Otokratik
Menurut Sudarwan Danim (2004) kata otokratik diartikan
sebagai tindakan menurut kemauan sendiri, setiap produk pemikiran dipandang
benar, keras kepala, atau rasa aku yang keberterimaannya pada khalayak bersifat
dipaksakan. Kepemimpinan otokratik disebut juga kepemimpinan otoriter.
Mifta Thoha (2010) mengartikan kepemimpinan otokratis
sebagai gaya yang didasarkan atas kekuatan posisi dan penggunaan otoritas. Jadi
kepemimpinan otokratik adalah kepemimpinan yang dilakukan oleh seorang pemimpin
dengan sikapnya yang menang sendiri, tertutup terhadap saran dari orang lain
dan memiliki idealisme tinggi.
Menurut
Sudarwan Danim (2004: 75) pemimpin otokratik memiliki ciri-ciri antara lain :
1) Beban kerja organisasi pada umumnya
ditanggung oleh pemimpin.
2) Bawahan, oleh pemimpin hanya
dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.
3) Bekerja dengan disiplin tinggi,
belajar keras, dan tidak kenal lelah.
4) Menentukan kebijakan sendiri dan
kalaupun bermusyawarah sifatnya hanya penawar saja.
5) Memiliki kepercayaan yang rendah terhadap bawahan dan kalaupun kepercayaan
diberikan, didalam dirinya penuh ketidak percayaan.
6) Komunikasi dilakukan secara tertutup
dan satu arah.
7) Korektif dan minta penyelesaian
tugas pada waktu sekarang.
Menurut Sudarwan Danim (2004) kepemimpinan demokratis
bertolak dari asumsi bahwa hanya dengan kekuatan kelompok, tujuan-tujuan yang bermutu tercapai.
Mifta Thoha (2010) mengatakan gaya kepemimpinan demokratis
dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikutsertaan para pengikut dalam proses
pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Menurut
Sudarwan Danim (2004: 76) pemimpin demokratis memiliki ciri-ciri antara lain :
1) Beban kerja organisasi menjadi
tanggung jawab bersama personalia organisasi itu.
2) Bawahan, oleh pemimpin dianggap
sebagai komponen pelaksana secara integral harus diberi tugas dan tanggung
jawab.
3) Disiplin akan tetapi tidak kaku dan
memecahkan masalah secara bersama.
4) Kepercayaan tinggi terhadap bawahan
dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan.
5) Komunikasi dengan bawahan bersifat
terbuka dan dua arah.
c. Gaya Kepemimpinan Permisif
Menurut Sudarwan Danim (2004) pemimpin permisif merupakan
pemimpin yang tidak mempunyai pendirian yang kuat, sikapnya serba boleh.
Pemimpin memberikan kebebasan kepada bawahannya, sehingga bawahan tidak
mempunyai pegangan yang kuat terhadap suatu permasalahan. Pemimpin yang
permisif cenderung tidak konsisten terhadap apa yang dilakukan.
1) Tidak ada pegangan yang kuat dan
kepercayaan rendah pada diri sendiri.
2) Mengiyakan semua saran.
3) Lambat dalam membuat keputusan.
4) Banyak “mengambil muka” kepada
bawahan.
5) Ramah dan tidak menyakiti bawahan.
Dari
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan merupakan suatu pola
perilaku yang konsisten yang ditunjukkan pemimpin dan diketahui oleh pihak lain
ketika pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain. Gaya kepemimpinan antara lain
gaya kepemimpinan otokratik, gaya kepemimpinan demokratis, dan gaya
kepemimpinan permisif. Jika dikaitkan dengan Kepala Sekolah, maka Kepala
Sekolah dapat menggunakan gaya kepemimpinan tersebut dalam mempengaruhi guru
maupun karyawan yang ada di sekolah yang dipimpinnya. Namun gaya kepemimpinan
yang tepat untuk memotivasi kepala sekolah adalah gaya kepemimpinan demokratis.
Hal ini sesuai pendapat Mifta Thoha (2010) yang mengatakan gaya kepemimpinan
demokratis dikaitkan dengan kekuatan personal dan keikut sertaan para pengikut
dalam proses pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. Dengan gaya demokrasi
Kepala sekolah secara tidak langsung memotivasi guru agar berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam kegiatan sekolah.
SUMBER :